SMP Muhammadiyah 2 Malang mengundang beberapa Kepala Sekolah dan Guru SMP/MTs Muhammadiyah se-kota Malang untuk mengikuti sosialisasi Pengimbasan Penguatan Pendidikan Karakter. Acara digelar Jum’at, 3 November 2017 di Lab. IPA, SMP Muhammadiyah 2 Malang, dengan menghadirkan salah satu Instruktur Nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Dr. Tulus Winarsunu, M.Si. Dr. Tulus Winarsunu Memaparkan Materi Penguatan Pendidikan Karakter (3/11).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala SMP Muhammadiyah, Drs. H. Mardjono,M.Si,. Dalam sambutannya, beliau mengatakan guru sebagai ujung tombak pendidikan, kepala sekolah dan pengawas sekolah harus memiliki misi yang sama tentang pendidikan karakter, demikian juga dukungan orang tua, komite sekolah serta masyarakat diperlukan karena mempunyai pengaruh pada lingkungan awal pembentukan karakter bagi peserta didik. Oleh sebab itu, SMP Muhammadiyah 2 yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak (piloting) penguatan pendidikan karakter mengadakan kegiatan ini untuk berbagi dan sama-sama memahami proses, tujuan, penguatan karakter. Penguatan pendidikan karakter (PPK) melalui pendidikan merupakan satu langkah dalam mewujudkan peserta didik yang bisa olah hati, olah pikir, olah rasa dan karsa dan olah raga, jelasnya. Mardjono menjelaskan, dengan olah hati diharapkan peserta didik memiliki kerohanian mendalam serta beriman dan bertakwa. â€Dengan olah pikir maka peserta didik memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajaran sepanjang hayat,paparnya.Sementara dengan olah rasa dan karsa, nantinya peserta didik memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan kebudayaan serta individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara dengan ber-olah raga yang seimbang.
Di hadapan kepala SMP/MTs Muhammadiyah Se-Kota Malang, Tulus menjelaskan, penguatan pendidikan karakter diterapkan di sekolah bukan semata karena adanya degradasi moral yang terjadi saat ini di kalangan anak muda, namun mempersiapkan generasi emas pada tahun 2024 yang akan datang.Layaknya semboyan bhineka tunggal ika yang digagas oleh para pejuang kemerdekaan pada masa dahulu. Pada masa dahulu, semua orang bersatu demi kemerdekaan Indonesia. Semboyan tersebut berfungsi saat ini, di mana negara sudah merdeka dan berfikir otonomi daerah, maka semboyan inilah yang digunakan saat ini sebagai pemersatu bangsa. Begitulah adanya PPK untuk masa depan, ungkap Tulus.Keberhasilan PPK akan muncul pada tahun 2045 yang mungkin sebagian guru sudah mati. Maka dari itu, untuk saat ini jangan berbicara gagal, namun jalani saja program dari pemerintah, dan kita akan menikmatinya di masa yang akan datang, pungkas Tulus. (dien/yo)